Endra Kong, Seniman Silau Laut Asahan Pendiri Galeri & Museum Seni Pertama di Desa
Warga Silo Lama, Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan boleh berbangga hati. Karena di Asahan ada seorang
seniman muda berbakat bernama Endra Kong. Setelah sukses mengukir
ketenaran lewat puluhan karya seni yang dia ciptakan, kini anak desa
tersebut balik ke kampung halaman di desa Silo Lama dan mendirikan galeri dan museum seni
pertama yang berdiri di desa se Indonesia.
Rumah Pinsil, begitu nama museum dan galeri seni yang ia ciptakan di
Desa Silo Lama, Dusun I Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan. Pensil
diambil dari singkatan pusat seni studi dan inspirasi Silau. Galeri dan
museum ini diresmikan sejak, Sabtu (12/8) oleh Wakil Gubernur Sumatera
Utara Nurhajizah Marpaung.
Melalui galeri seni yang baru dia dirikan itu, Endra seolah
merangsang anak-anak di kampungnya untuk mengeluarkan bakat seni yang
mereka miliki. Kemudian motivasi serupa ingin dia sampaikan untuk sesama
seniman bahwa seniman sekalipun ternyata punya tanggungjawab sosial
untuk memberikan ruang seni seluas luasnya pada generasi berikutnya.
“Saya harap anak-anak di desa berkembang dan tumbuh sesuai kodratnya.
Tidak terpengaruh lingkungan. Mereka hidup dan hadir dengan segala
kemurnian dari apa yang dia minum, dan makan. Ini juga penghormatan
diri untuk belas asih atas cita cita dari mimpi saya selama ini,” kata
Endra.
Endra kemudian mulai menceritakan, sejak bakat alami itu dia sadari
ketika berumur 5 tahun ia mulai memasuki dunia gambar. Dia hanya
menggunakan pensil dan hanya menggabar di kulit pohon dan pada daun
pisang. Terkadang diatas permukaan tanah kering sehabis hujan. Paling
banyak digambar adalah objek pemandangan, manusia dan hewan.
Kini penggagas Galeri Seni dan Museum Rumah Pinsil pertama di desa,
Endra Kong mengaku bangga dan mengatakan bahwa apa yang ia lakukan
adalah bagian dari membangun karakter anak-anak dan anak muda agar
menjadi insan yang kreatif serta bermental kuat.
“Kita mengajarkan anak-anak agar jangan jadi pengemis
(meminta-minta). Silahkan berkarya dan mandiri. Jadi ini semua merupakan
sumber inspirasi,” kata Endra.
Lebih dalam Endra juga mengungkap mengapa dia tertarik mendirikan
galeri seni di desa yang semua orang tahu mendirikan galeri seni di desa
tidak akan memungkinkan untuk menghasilkan uang apalagi untuk fokus dan
konsisten menjalaninya.
Setidaknya ada berbagai karya seni yang ditampilkannya selain lukisan
yang dia buat sendiri diantaranya sepakbola singkong, lukisa yang bahan
materialnya dari gunung sinabung, patung batu alam, lukisan seni rupa
multimemdia, danbeberapa lukisan karya seniman yang dia kagumi.
“Mendikan galeri seni di desa apalagi di kampung halaman saya sendiri
adalah mimpi saya. Saya berharap kedepan banyak anak anak desa yang
terasah insting seninya dan menempatkan karyanya di galeri ini, dengan
seni pasti anak desa menjadi terarah pola hidup dan pikirnya” jelas
Endra.
Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Nurhajizah Marpaung saat
meresmikan galeri seni Endra, Sabtu (12/8) mengapresiasi upaya yang
dilakukan seniman Endra Kong melalui pendirian Rumah Pintar Silau
(Pinsil) sebagi wujud pembinaan generasi muda dan pelestarian nilai seni
budaya.
Nurhajizah menyampaikan agar pembinaan seni budaya harus terus
dipertahankan karena sangat penting bagi identitas bangsa dan kekayaan
daerah.
“Bagaimana kita bisa membina seni budaya yang ada. Begitu juga dengan
sejarah kita, harus terus didengungkan agar generasi muda bisa memahami
pentingnya menjaga nilai budaya ini,” ujar Wagub.
Kemudian, iapun berpesan agar hal positif semacam ini, termasuk
pembinaan kepada generasi muda, bisa terus dijaga dan ditingkatkan. Yang
paling memprihatinkan saat ini adalah masalah penyalahgunaan narkoba. (Per/syaf/ma)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar