Kamis, 06 Agustus 2020

Biografi Pondok Pesantren Sirajul Musthafa Silau Laut

Biografi Pondok Pesantren Sirajul Musthafa Silau Laut

Pondok pesantren sirajul musthafa silau laut terletak di Desa Silo lama Kecamatan Silau laut Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera utara, Pondok pesantren ini berada sekitar 25KM dari ibu kota Asahan yaitu kota kisaran, lokasi yang terletak tidak jauh dari pemukiman masyarakat sehingga memudahkan santri untuk menuju ke pondok pesantren sirajul musthafa silau laut.

            Didirikan pada tanggal 06 September 2019 dan baru beroperasi pada 2020, sebagai pembina Bapak Haji Saidi (Lahir di Silo lama, 31 Desember 1950) serta bapak Haji Ahmad Faisal Yamani, Lc.,Alhafidz sebagai ketua yayasan (lahir di Silo lama, 23 Mei 1988) riwayat pendidikan : MIS dan MTS Annajah Syeikh Silau, MAS Darul Arafah Deli Serdang, serta melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Sirajul Mukhlasin Jawa tengah dan kejenjang yang lebih tinggi yaitu di Daar Al Musthafa, Hadra Maut, Yaman, turut pula sebagai penasehat Prof.Dr.Ustadz Abdul Somad, Lc.MA sebagai putra daerah beliau sangat mendukung berdirinya pondok pesantren di Silau Laut

            Pondok pesantren ini didirikan sebagai wadah santri untuk menimba ilmu pengetahuan Agama islam yang sekarang banyak yang melupakan pendidikan agama serta menghafal Al quran sebagai karakter daripada generasi islam. Bermula dari pemikiran Haji Ahmad Faisal Yamani, Lc.,Alhafidz karena minimnya wadah ilmu agama yang berbasis pesantren di kampung halamannya beliau bercita cita mendirikan pondok pesantren yang nantinya akan menjadi tempat pendidikan agama islam dan penghafal quran bagi santri yang ingin belajar. Dengan berbekal pengalaman sebagai pelajar dan pengajar di Negara yaman, malaysia dan daerah di indonesia seperti Jawa tengah, Flores NTT, Papua, Asahan dll. Beliau mendirikan pondok pesantren Sirajul Musthafa yang bermakna Pelita (Penerang) yang terpilih (Nabi Muhammad SAW) nama dari pesantren ini juga di ambil dari dua nama pesantren belia yakni sirajul mukhlasin (Jawa tengah) dan Daar Al Musthafa (Hadra maut, Yaman).

            Sekarang pondok pesantren ini sudah menampung sekitar 170 Orang siswa diantaranya 120 orang santri Tsanawiyah (Putra dan Putri) dan 50 Santri Aliyah (Putra dan Putri) dan ada di antaranya Anak yatim sekitar 12 Orang yang di Gratiskan oleh pondok pesantren sebagai salah satu program pondok pesantren. Saat ini bangunan berjumlah 5 kelas dan asrama, satu muhalla sebagai tempat santri putra beribadah dan belajar, dua ruang dapur, satu kantor dan rumah pengasuh.

            Program utama pondok pesantren ialah tahfidzul quran, kitab kuning dan bahasa Arab, tercatat saat ini kurang lebih 50 orang sudah menghafal lebih dari satu juz dalam dua minggu terakhir.dan pelajaran kitab kuning yang menjadi salah satu pilihan santri dalam menuntu ilmu. Selain ilmu agama islam santri juga dibekali ilmu umum seperti matematika, Bahasa Indonesia, bahasa inggris, IPA, IPS, Teknologi informasi Komputer, Kewarganegaraan Dll. Yang mengacu pada pendidikan Departemen Agama Republik Indonesia. Program Extra kulikuler Pondok pesantren berupa Kaligrafi Alquran, Tilawah Al quran, Pidato, pencak silat, latihan memanah, olahraga (sepak bola, sepak takraw, bola voly dll).

            Ustadz dan Ustadzah saat ini berjumlah 13 orang Ustadz dan 7 Orang Ustadzah yang berasal dari berbagai daerah di indonesia. Dengan beragam pengalaman ustadz dan ustadzah sehingga tercipta sistem pondok pesantrenyang sesuai dengan visi misi pondok pesantren sirajul musthafa silau laut.

            Sumber dana pondok pesantren sirajul musthafa silau laut berasal dari uang spp santri, donatur, Program orang tua asuh untuk santri yatim/piyatu dan hasil kebun pondok pesantren sirajul musthafa yang luas tanah sekitar 2 hektar,bangunan kelas didirikan di atas tanah yang luasnya lebih kurang 5000 meter persegi.

Rabu, 04 Maret 2020

TIDAK HANYA USTADZ ABDUL SOMAD, SILAU LAUT ASAHAN JUGA PUNYA ULAMA KHARISMATIK YAITU USTADZ AHMAD FAISAL YAMANI

Tidak hanya Ustadz Abdul Somad (UAS) Silau laut ternyata banyak melahirkan ulama ulama yang menjadi salah satu Ulama yang dikenal dan di kagumi keilmuannya di Indonesia bahkan Dunia, dia Adalah Ustadz Ahmad Faisal (UAF) atau lebih sering dikenal dengan Faisal Yamani, Beliau lahir di Silau Laut pada tahun 1988, dan merupakan sepupu dari Ustadz Abdul Somad (UAS), Ulama muda ini banyak menimba ilmu pendidikan di berbagai daerah di Indonesia dan Di Beberapa Negara di antaranya Yaman dan Malaysia.

UAS dan UAF sedang berdiskusi perihal pembangunan Pesantren Sirajul Musthafa di Silau Laut
Masa kecil beliau di habiskan di Silau Laut-Asahan, dengan cita cita dari kecil ingin menjadi seorang dai atau Ulama, beliau menempa ilmu pendidikan Islam di Sekolah An-Najah Syeikh Silau, dengan berbekal ilmu pengetahuan Agama yang kuat dan juga mengalir darah Syeikh Silau Laut, dengan tekad yang kuat setelah menyelesaikan pendidikannya selama sembilan tahun di Annajah Syeikh Silau beliau memberanikan diri untuk sekolah berada jauh dari kampung halamannya, jenjang Aliyah/SMA beliau habiskan di Pondok Pesantren Darul Arafah, Deli Serdang(2009). 


Dengan tekad yang kuat beliau menuntut ilmu ke Magelang, Jawa tengah, dan berguru dengan Alm. Kiyai Mukhlisun kurang lebih dua tahun beliau menyelesaikan Hafalan Al qur'an, Ilmu Fiqih, Tafsir dan kitab nya. sehingga diutus pulalah oleh gurunya pada saat itu untuk mengabdikan Ilmunya di Flores -Nusa Tenggara Timur. disana adalah tempat awal beliau menerapkan ilmu pengetahuan yang dipelajarinya selama ini. di tempat Bapak Proklamator Indonesia dulu pernah di asingkan itulah beliau membuka sekolah atau tempat masyarakat disana belajar ilmu pengetahuan Agama Islam.
Kunjungan Habib Dr.Muhammad bin Husein bin Syikh Abu Bakar bin Saleem ke Silau Laut

Setelah pendidikan Agama Islam disana mulai mengalami kemajuan barulah setelah itu beliau meneruskan pengabdiannya kepada Bangsa Indonesia menyebarkan dakwah Islam ke berbagai tempat yang ada di Indonesia seperti (Sulawesi, Kalimantan, Jawa ,Sumatera bahkan Papua) . tetapi semakin banyaknya ia berpergian keberbagai tempat merasa pulalah ia kurang akan ilmu pengetahuan Agama Islam, dengan tekat yang kuat beliau memutuskan untuk berangkat menuntut ilmu ke Negara Yaman, Negara Yaman yang di juluki negeri para Wali atau Negeri nya para nabi yang banyak dikisahkan Allah SWT. dalam Al qur'an tentang negeri Yaman, maka beliau ikut dalam program Beasiswa dan menyelesaikan pendidikannya selama kurang lebih empat tahun, dengan ilmu Al qur'an,hadits,tafsir,Nahwu Sharaf dsb. beliau memutuskan untuk pulang ke Indonesia dan mendapat tawaran Mengajar dan mengabdikan Ilmunya di Pahang, Malaysia.

Kunjungan Habib Baghir ke pondok Pesantren Sirajul Musthafa Silau Laut
 
Karena rindunya ia dengan kampung halaman ia memutuskan kembali ke Indonesia dan meninggalkan Negara Malaysia, setibaanya di kampung halaman beliau dipanggil kembali untuk mengajar di ujung timur Indonesia yakni Papua, daerah yang berbatasan langsung dengan negara Papua Nugini itu membutuhkan tenaga pendidik untuk memberikan ilmu kepada para santri yang sebagian besar berkewarga Negaraan Papua Nugini.


semakin banyak ia berjalan maka semakin banyak pulalah pengalaman yang ia dapat, beliau berfikir untuk kembali kekampung dan membangun kampung halamannya yakni Silau Laut - Asahan. setelah beristikharah beliau memutuskan untuk kembali ke Silau Laut dan mulai membenahi kampung dengan mendirikan Pondok Pesantren tempat anak anak dapat menimba Ilmu Agama Islam, menghafal Al-Qur'an dsb. tekat bulatnya inilah yang sekarang membuat beliau ingin tetap bertahan di Silau Laut dan mengembangkan Ilmu Agama Islam di sana. semoga beliau selalu diberikan Allah kesehatan dan kekuatan dalam menghadapi kehidupan ini untuk tetap terus mengajarkan ilmu Agama di tengah tengah masyarakat Silau laut - Asahan, saat ini beliau berdakwah keberbagai penjuru di Asahan, isi ceramah beliau banyak di abadikan di media sosial dan menjadi salah satu media yang bermanfaat untuk pengamalan ilmu Agama.

youtube :https://www.youtube.com/channel/UCb2CfH1a1-ToBgfVsRIYZaQ
fb : https://web.facebook.com/kajian.laut

Selasa, 02 April 2019

KONSER AMAL ASAHAN VIDGRAM DAN KAPOLRES ASAHAN BESERTA KAMI SILAU LAUT UNTUK KEMBALIKAN SENYUM FARHAN

Penyerahan Donasi kepada Kami Silau Laut untuk Farhan Oleh Kapolres Asahan

"Dia adalah anak Pintar. Hafizuddin Panjaitan Umur 8 Tahun Kelas 1 SD. Warga Dusun II Desa Silo Bonto Kecamatan Silau Laut Asahan. Kurang Lebih 1 Bulan Lalu Kecelakaan Semakin lama Kaki Membusuk. Di Medis Di Vonis Amputasi, Keluarga Menolak dan Memilih untuk Melakukan Perobatan Alternatif. Alhamdulillah Ada Sedikit Perobahan. Namun, Keluarga Kehabisan biaya perobatan. Mari sama kita bantu Biaya Perobatan Adik kita Hafizuddin Panjaitan (Farhan)". Ungkap Ahlun Tokoh Pemuda Silau Laut.

Asahan Vid Gram dan Kapolres Asahan serta Kami Silau Laut bergerak membantu Biaya pengobatan Farhan dengan cara melakukan Aksi penggalangan dana yang saat ini sedang menjalani pengobatan di Kota Medan. " Kami sudah berkomunikasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan untuk segera membantu biaya pengobatan Farhan" Ungkap Kapolres Asahan saat memberikan pidato sambutannya pada acara Konser Amal yang bertajuk Kembalikan Senyum Farhan pada Selasa Malam 02/03/2019 di Kisaran.

"Alhamdulillah Jumlah donasi yang terkumpul berjumlah Rp. 5.712.000,- Kami ucapkan terimakasih kepada kita semua yang berhadir untuk donasinya semoga ini dapat sedikit membantu meringankan beban adik kita Farhan" Ungkap Diana salah seorang Panitia Konser Amal.Dalam konser amal ini banyak penampilan dari artis lokal serta musisi jalanan ada juga Stand Up Commedy dan Penampilan menghibur lainnya guna memberikan hiburan kepada para donasi yang berhadir.
Kondisi Farhan saat ini belum 100% pulih dan sedang di rawat di Rumah Sakit di Kota Medan. Sehingga masih butuh bantuan Doa dan Support serta donasinya dari Kita agar adik kita Farhan dapat Tersenyum sehat lagi.
Created by : Ahlun Nazar Alfaezi

ACARA OBAT KAMPUNG TUTUP/BUKA BONDANG DI SILAU LAUT ADAT ISTIADAT WARISAN SYEKH SILAU LAUT

Masyarakat Berkumpul Guna Mengambil Air Berkah Dzkir (Air Obat )
Selain dalam pengembangan Syiar Agama Islam Syech Abdurrahman Silau juga mengatur bagiamana tertib bercocok tanam Padi serentak ,di atur dalam istilah "Menutup Bondang dan Membuka Bondang. dalam catatan mulai tahun 1343H atau Tahun 1925 M diadakan acara Menutup Bondang dengan memerintahkan seluruh warga Silau Laut berkumpul disuatu tempat beramai ramai untuk membacakan Tahtim, Tahlil dan Doa serta menepung tawari benih padi yang di bawa masing masing warga dengan tujuan agar petani mendapat hasil melimpah dan tanaman tanaman terhindar dari gangguan hama dan sebagainya. Selanjutnya setelah itu di adakan makan bersama sama yang makanan di bawa dari rumah masing masing .
Dan setelah panen padi selesai juga di adakan acara bersama dengan istilah Menutup Bondang sebagai acara ucapan rasa syukur setelah mendapat hasil panen .Dalam Acara tutup bondang sebagai tetua Adat yang sudah di Tabalkan untuk membuat berupa syarat syarat yang di tujukan kepada mahluk mahluk halus (orang Bunian) sebagai masyarakat penghuni sebelum kampong silau laut di buka sesuai ikrar mereka kepada Syeck Abdurrahman Silau untuk patuh dan setia ketika kampong Silau Laut di buka. Ritual Acara Membuka dan menutup Bondang ini masih di adakan hingga sekarang oleh Pemangku Adat Melayu Silau Laut Bapak H.Ibrahim Ali Silau. walau persawahan sudah berkurang dan Masyarakat Silau Laut tak lagi bercocok tanam padi sekarang. kata Bendang / Bondang menjadi sebuang Kampong Di Air joman yang masa lalu sebagai sektor pertanian Padi Asahan.(Sumber tulisan  Drs. Mansyur Ali "Riwayat Hidup dan Perjuangan Syech Abdurrahman Silau ")

"Acara ini sudah turun temurun kami laksanakan, Alhamdulillah warga Silau Laut sangat antusias dalam menyambut dan menghadiri Acara 7 Tahunan ini, Semoga setelah ini Panen Panenan yang ada di Silau Laut semakin melimpah pinta kami kepada Allah SWT" Ungkap Pemangku Adat Silau Laut H. Ibrahim Ali Silau.
Acara Membuka Bondang untuk tahun ini diadakan Pada tanggal 2 April 2019, sebagai masyarakat Asahan terkhususnya Silau Laut Sangat antusias dalam menghadiri Acara 7 tahunan ini, " Kami sangat Antusias sekali melestarikan adat dan istiadat di desa kami semoga adat istiadat ini dapat terus bisa lestari" Ungkap Rizki Nasution salah seorang tokoh pemuda.

Harapan kami agar Acara ini dapat terus di Lestarikan oleh Pemerintah setempat dan Pemangku adat Silau Laut serta Masyarakat sehingga adat istiadat ini tetap terjaga dan terus dilaksanakan.
Created by : Ahlun Nazar Alfaezi

Sabtu, 30 Maret 2019

PENGUNJUNG MASJID AGUNG AHMAD BAKRIE KISARAN DI BENTAK OKNUM SATPOL PP SAAT KHENDAK BERKUNJUNG DAN BERTEDUH DARI HUJAN SERTA MENURUNKAN PENUMPANG


Sabtu, 30 Maret 2019 pengunjung mesjid Ahmad Bakrie Kisaran Asahan Terkejut saat khendak berteduh dari hujan dan menurunkan penumpang serta memarkirkan kendaraannya  di halaman masjid, Oknum petugas Pol PP segera saja berteriak agar pemilik kendaraan tidak menurunkan penumpang di lokasi tersebut. "woy woy woy jangan berhenti disana kata mereka, sedang kami ingin berteduh dan keluar dari mobil, kami bawa anak kecil, mereka enggak kasihan disitu ada orang tua dimanalah tata krama kepada tamu sedang ini di mesjid" tutur Wisma salah seorang pengunjung.
Kami kutip dari laman Facebooknya "MasyaAllah..
Cerita hari in..
Sekeluarga jln2 k k Masjid bakrie..
Karena kondisi hujan.. Jdi kami meluncur.. Mendekati masjid tanpa kami tau kalau d situ d larang berhenti/parkir(soalnya tidak ad Tanda tanda d larang berhenti.. (jadi kami berhenti sebentar sebelum parkir d tempt parkir yg sudah d sediakan) ..
Dengan arogan nya bpk2 satpol PP yg terhormat..
Mengusir kami dengan kata kata kasar.. Woi.. Woi.. Dan bla.. Bla..
Tanpa mereka tahu keadaan kami d dalam membawa bayi...
MasyaAllah dunia..
Coba saja yg dtg pejabat.. Pasti ny mereka menyembah2 membuka pintu mobil mereka..
Dunia.. Dunia..
Iyaa memang mereka melaksanakan tugas..
Tpi alangkah baik ny menggunakan kta2 yg sopan santun..
Kami bukan binatang..
Kami manusia..
Semoga kalian terkenal bapak2 Satpol PP yg terhormat...
Dan cepat naik Jabatan.. Biar gk capek x kalian kerja.. Amiinn.." Ungkapnya kesal
Pengunjung lain juga pernah dapat perlakuan yang sama dari oknum SatPol PP
"Kami juga pernah kesana ingin shalat tapi mereka tidak mengizinkan masuk saat acara OVOP kemarin itu " tutur ana salah seorang pengunjung.
Kejadian ini semoga menjadi pembelajaran agar tidak terjadi lagi hal hal yang seperti ini, "Kita malu kalau ada pengunjung dari luar kota kalau di bentak bentak dengan nada tinggi seperti itu " tutur dayat. Semoga adab kita menjaga mesjid lebih di tingkatkan jangan sampai hal ini menciderai Rumah Ibadah dan pengunjung.

Jumat, 08 Maret 2019

TOLAK PUTUSAN PANITIA MTQ Kab. ASAHAN ke 50 YANG MENDISKUALIFIKASI PESERTA FAHMIL ASAL SILAU LAUT

Mimbar Utama Musabaqah Tilawatil Qur'an Tingkat Kabupaten Asahan Ke 50 di Kecamatan Silau Laut
Musabaqah Tilawatil Qur'an ke 50 Kab. Asahan di Kecamatan Silau Laut menjadi catatan tersendiri bagi peserta dan Masyarakat Silau Laut pada umumnya. sebab, Pengambilan keputusan sepihak oleh panitia pelaksanaan Musabaqah Fahmil Qur'an yang mendiskualifikasi grup utusan dari Kecamatan Silau Laut atas dasar hukum yang tidak dapat di pertanggung jawabkan. ini semakin miris terjadi ketika keputusan panitia ini dilakukan tanpa ada pemberitahuan secara tertulis sebelumnya kepada team Official dari Kecamatan Silau Laut.
" Kami menanyakan atas dasar apa panitia mendiskualifikasi kami padahal kami tidak melanggar sanksi dari LPTQ, kami dipanggil Panitia setelah grup kami masuk di babak Semi final fahmil Qur'an, mereka mempermasalahkan ada salah seorang dari grup fahmil Qur'an Putra utusan kecamatan Silau Laut ini pernah mengikuti even di tingkat provinsi tahun 2017. dia pun enggak menangnya jadi apa masalahnya?" Ujar salah seorang Official Kecamatan Silau Laut
Sumber : http://azharcentre.com/pedoman-organisasi-lptq-dan-persyaratan-peserta-mtq/
 Dalam peraturan LPTQ atau MTQ nasional tidak ada yang menyebutkan bahwasanya jika peserta sudah pernah tampil di Provinsi dia tidak boleh lagi bermain di tingkat Kabupaten. " Hal ini merupakan satu tindakan penyempitan Prestasi bagi kami, kami menolak keputusan dewan hakim mendiskualifikasi Grup fahmil Kami tanpa ada dasar hukum yang jelas." Ujar Zulkifli salah seorang tokoh masyarakat di Silau Laut.
Mengingat pentingnya menjaga kualitas kita dalam menyiarkan Al Qur'an perlulah berlaku adil sehingga keputusan tidak serta merta merugikan kedua belah pihak. semoga Kedepannya akan lebih bijaksana lagi dalam mengambil keputusan dan memberlakukan peraturan yang memang di terapkan di LPTQ yang dalam hal ini sebagai sarana dalam pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur'an Khusus nya di Asahan.

Selasa, 15 Januari 2019

TANGIS HARU MASYARAKAT SILAU LAUT MELEPAS PINDAH TUGASNYA CAMAT AHMAD SYAIFUL PASARIBU

Ahmad Syaiful beserta ibu Diana Putri sedang di upah upah di atas mobil hias
Ahmad Syaiful beserta ibu Diana Putri sedang di upah upah di atas mobil hias
   Tangis haru masyarakat Silau laut mengantar pindahnya camat Ahmad Syaiful Pasaribu yang selama ini mengabdikan diri untuk kecamatan Silau Laut, Ahmad Syaiful dikenal masyarakat dengan Sosok yang Supel, ramah dan mudah bergaul serta kinerja dan program programnya yang dinilai mampu merubah Silau Laut menjadi lebih baik lagi.

    Ahmad Syaiful di kenal tidak pandang waktu dalam bekerja " Camat Ahmad Syaiful ini kadang tengah malam baru pulang dari kantor menyelesaikan tugas tugasnya. Kami Sangat kehilangan sekali sosok beliau di Silau Laut ini, semoga dengan dipindahkan tugasnya bapak Syaiful ini menjadi berkah karir buat beliau" ujar Arifin salah seorang tokoh masyarakat.

    Ahmad Syaiful ditugaskan di Silau Laut ini hanya 4 bulan 11 hari, meskipun demikian banyak program dan gebrakan yang sudah beliau jalankan diantaranya "Syafari Jum'at, Maghrib Mengaji dan penilaian Keaktifan Mesjid". Kemudian beliau juga telah menyelenggarakan Tournament tahunan yakni Sepak Bola dan Sepak Takraw.

   Beliau berpesan kepada camat yang baru agar terus melanjutkan program program yang telah berjalan dan menambah program yang lebih baik untuk membangun Silau Laut. "Kami Sangat kehilangan sosok camat idola kami mengingat beliau yang menyatukan seluruh OKP di Silau Laut agar satu tujuan yakni membuat Silau Laut lebih Baik dimata Dunia, Semoga pindahnya beliau dan pergantian camat yang baru ini mampu lebih bekerja lebih keras untuk Silau Laut." Ujar Ahlun Nazar Alfaezi salah seorang tokoh pemuda di Silau Laut

Bapak ibrahim Ali, Kades Silo Lama, Bg Endra Kong serta Camat yang baru mengantar Bapak Syaiful berpindah tuigas dengan mobil hias

   Bapak Ibrahim Ali Selaku Pemangku Adat Kecamatan Silau laut dan seluruh masyarakat menghantar beliau ketika meninggalkan lokasi kantor camat Silau Laut, mayarakat pun beramai ramai dan antusias serta terharu melepas pindah tugasnya beliau, semoga bapak Camat Ahmad Syaiful Pasaribu selalu dalam lindungan Allah dan di beri kesehatan Selalu agar nantinya dapat bersilaturrahim lagi di keluarga besar SIlau Laut.

created by: Ahlun Nazar Alfaez, S. Kom


Senin, 08 Oktober 2018

USTADZ ABDUL SOMAD DUKUNG PENUH KEGIATAN POSITIF KAMI SILAU LAUT

USTADZ ABDUL SOMAD DUKUNG PENUH KEGIATAN POSITIF KAMI SILAU LAUT
 
08 Oktober 2018 UAS sapaan akrab terhadap Ustad H. Abdul SOmad, Lc., MA. berkesempatan pulang kekampung halaman. Beliau pulang dalam rangka berkabung tujuh hari meninggalnya Abangda dari Ibu Ustadz Abdul Somad. Dalam kesempatan itu pula beliau menyempatkan bertemu dan menyapa serta bertausiah dihadapan warga Silau Laut yang memang sejak lama menrindukan kehadiran beliau ditengah tengah mereka.

Dalam kesempatan itu pula pemuda pemudi serta masyarakat Silau Laut yang antusias ingin berjumpa dengan beliau memenuhui kediaman Alm. Abdul Jabar(uwak Ust. Abdul Somad). 
Ustadz Abdul Somad merespon positif antusias masyarakat tersebut beliau mensuport penuh kegiatan positif yang ada dan yang akan dilakukan di Silau Laut, Bentuk respon positif Beliau adalah dengan memberikan support penuh kepada Kami Silau Laut untuk terus berkarya memajukan dan menjaga adat budaya yang ada di Silau Laut.
UAS Bersama Masyarakat SIlau Laut
Ustad Abdul Somad berpesan kepada masyarakat yang hadir agar tetap semangat dan terus berusaha agar cita cita yakni 2020 Silau Laut dapat terwujud "2020 itu bukan waktu yang lama, sebentar lagi itu loh Ungkap beliau di sambut takbir oleh masyarakat".

Ustadz Abdul Somad selaku penasehat Kami Silau Laut agar berpesan kepada masyarakat dan Pemuda Silau Laut agar istiqamah dan konsekuen dalam berkarya serta menjaga nama baik Silau Laut karena Silau Laut merupakan Serambi Mekahnya Kabupaten Asahan. Terakhir pesan beliau jauhi Narkoba, Judi, Khamar Dan maksiat yang lain agar kampung kita terjaga dari Bala Bencana atau Musibah yang bisa saja terjadi karena banyaknya maksiat di daerah tersebut.

created by: Ahlun Nazar Alfaezi, S. Kom
 

Kamis, 04 Oktober 2018

SEJARAH SINGKAT TUAN SYEKH SILAU LAUT, ULAMA KHARISMATIK DARI SILAU LAUT KABUPATEN ASAHAN

Syekh Silau Laut merupakan salah seorang ulama besar kenamaan di daerah Asahan, Sumatera Utara, Namanya diabadikan menjadi nama jalan di Daerah Asahan. Silau Laut sendiri merupakan nama sebuah kawasan (saat ini kecamatan) di Kabupaten Asahan.

Tulisan ini akan mengupas sekelumit sejarah biografi Syekh Silau laut yang menjadi  kebanggaan masyarakat Asahan.

Tuan Syekh Silau Laut bernama lengkap Syekh H. Abdurrahman Urrahim bin Nakhoda Alang Batubara. Syekh Silau Laut dilahirkan di daerah Batubara (sekarang Desa Tanjung Mulia Kecamatan Tanjung Tiram Batubara, Sumatera Utara) pada tahun 1858 atau 1275 Hijriyah.

Ayahnya bernama Nakhoda Alang bin Nakhoda Ismail, keturunan dari Tuk Angku Mudik Tampang keturunan dari Tuk Angku Batuah yang berasal dari daerah Rao (perbatasan Mandailing Natal dengan Sumatera Barat). Gelar ‘nakhoda’ di awal nama ayahnya itu profesinya sebagai Nakhoda di sebuah kapal tongkang miliknya sendiri. Kapal itu digunakannya untuk membawa barang-barang dagangan antarpulau, bahkan hingga ke semenanjung Malaya (Malaysia).

Ibunya bernama Naerat berasal dari Kampung Rantau Panjang (Kecamatan Pantai Labu Deli Serdang, Sumatera Utara). Beliau adalah anak ketiga dari empat bersaudara, yaitu: Abas, Siti Jenab, Abdurrahan, Abdurrahim.

Sejak kecilnya, Abdurrahman dikenal memiliki sifat pemberani, berkemauan keras, pendiam, cerdas dan tekun belajar. Ketika berumur 6 tahun, orang tuanya memasukkan belajar mengaji pada salah seorang guru di Kampung Lalang Batubara.

Saat itu pribadinya mulai nampak sebagai ciri-ciri anak yang saleh. Sebab selain belajar agama dan mengaji, ia sering pula berkhalwat (mengasingkan diri untuk berzikir mengingat Allah Tuhan Maha Pencipta). Ia suka berkhalwat sejak usia 15 tahun.

Menuntut Ilmu ke Minangkabau, Aceh dan Siam
Setelah menginjak dewasa sekitar 17 tahun, Abdurrahman ingin memperdalam ilmu Islam. Dengan memohon izin kepada kedua orang tuanya, ia pun pergi merantau ke daerah asal para pendahulunya di Minangkabau tepatnya di Bukit tinggi.

Di sana, ia berguru kepada seorang ulama yang cukup dikenal ketika itu bernama Syekh Jambek. Di samping ia mempelajari ilmu-ilmu syari'at dan ilmu fiqih, Abdurrahman lebih menekuni ilmu hakikat yaitu tauhid dan tasawuf.

Tak hanya ilmu syariat, Tuan Syekh Silau Laut saat remajanya juga meminati ilmu beladiri (silat). Untuk mempelajari ilmu bela diri ini ia belajar kepada salah seorang ahli beladiri yang cukup dikenal di tanah Minangkabau bernama Tuk Angku Di Lintau.

Dalam usahanya untuk membekali dirinya dengan ilmu bermanfaat, Syekh Silau Laut juga belajar ke Aceh, namun belum diketahui daerah dan gurunya tempat ia belajar.

Saat usia remaja itu, Syekh Silau Laut merasa masih kurang puas dengan ilmu yang dimilikinya. Tidak lama setelah ia pulang dari Minangkabau dan Aceh, salah seorang Pakciknya bergelar Panglima Putih membawanya merantau ke negeri Fathani (Thailand). Atas restu kedua orang tuanya, ia pun berangkat untuk menambah ilmu Agama Islam.

Di dalam pelayarannya, Abdurrahman muda (Syekh Silau Laut) menunjukkan kemahirannya dalam ilmu silat kepada para penumpang kapal. Ia tidak mengetahui kalau di antara mereka ada rombongan Sultan Kedah yang akan pulang ke negerinya.

Di Negeri Fathani, Abdurrahman muda belajar kepada salah seorang ulama yang cukup dikenal. Ula ini bernama Syekh Wan Mustafa dan anaknya bernama Syekh Daud Fathani.

Selama berada di sana, Abdurrahman lebih banyak belajar ilmu tauhid, ilmu tasawuf dan ilmu hikmah/ketabiban. Di samping belajar, ia ditugaskan gurunya pula untuk mengajar.

Menjadi Hulubalang di Kedah
Ketika berada di Fathani, ia didatangi utusan dari Kedah dengan maksud mengundangnya datang ke negeri Kedah. Alasannya, Sultan Kedah ingin melihat kemahirannya dalam ilmu silat di hadapan Hulubalang, prajurit dan rakyat negeri Kedah.
Abdurrahman muda pun memenuhi undangan itu dengan terlebih dahulu memohon restu dari gurunya. Sesampainya di negeri Kedah, sesudah beberapa hari lamanya diadakanlah acara perang tanding untuk memilih kepala hulu balang kesultanan Kedah.

Abdurrahman yang sengaja diundang untuk perang tanding tersebut, berhadapan dengan Panglima Elang Panas yang berasal dari Siam. Dengan kuasa dan izin Allah, Abdurrahman muda menang dalam perang tanding tersebut.

Lalu, Sultan Kedah pun menawarkannya untuk menjadi Kepala Hulubalang Kesultanan Kedah. Abdurrahman menerima tawaran itu, kemudian ia dinobatkan dan menjabat selama 7 tahun berturut-turut.

Menurut riwayat, beliau menerima gaji 60 Ringgit setiap bulannya. Dalam perantauannya di Fathani dan Kedah, beliau sempat pula belajar di Kelantan.

Abdurrahman menyadari bahwa cita-citanya semula adalah untuk menjadi seorang ulama yang akan mengembangkan agama Islam dan mengabdikan ilmunya di tengah-tengah masyarakat negrinya.

Maka dari itu, ia meletakkan jabatannya sebagai kepala hulubalang Kesultanan Kedah lalu ia pulang kembali ke negeri asalnya di Batubara dijemput Abangnya bernama Abbas.

Setelah berada kembali di Batubara, ia mulai mengamalkan ilmunya untuk melakukan dakwah dengan mengisi pengajian yang ada di Batubara dan di daerah Serdang (sekarang Deli Serdang). Beliau dikenal masyarakat dengan panggilan Lebai Deraman.

Ketika berdakwah di daerah Serdang, ia mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi seorang gadis Serdang bernama Maimunah. Sewaktu berada di Serdang beliau mengatasnamakan alamatnya melalui kemenakannya mufti Ahmad Serdang. Dan waktu senggangnya diisinya dengan “berkhalwat” di seberang sungai Serdang (sekarang Sungai Ular).

Pada masa Abdurrahman berdakwah dan menghidupkan pengajian di Batubara dan Serdang. Sebagian besar muridnya saat itu adalah nelayan.  Para muridnya ini melaporkan bahwa mereka sering diganggu oleh bajak laut yang bermukim di pulau jemur sehinga mereka tidak aman mencari nafkah di Selat Melaka.

Mendengar laporan muridnya, Abdurrahman dan seorang kerabatnya bernama HM Zein berangkat membasmi para bajak laut tersebut dari dari Pantai Cermin, Serdang Bedagai.

Menuntut ilmu hingga ke Mekkah dan Siam (Thailand)
Tuan Syekh Silau Laut selain berguru kepada Tuan Baqi dari Langkat, Kedah, Kelantan, dan Fathani, Beliau juga menuntut ilmu ke Makkah selama tujuh tahun. Di Makkah berguru kepada Syekh Daud Fathani, seorang ulama Tariqhat Syattariah.

Seusai menimba ilmu di Mekkah, Tuan Syekh Silau Laut kembali ke Sumatera dan mengembangkan Tareqat Syattariah di daerah Silau Laut hingga wafat pada 2 Jumadil Awal 1360 H atau bertepatan dengan 28 Februari 1941, dalam usia 125 tahun.

Tuan Syekh Silau Laut dimakamkan di Desa Silo Lama Kecamatan Silau LAut. Di dekat makamnya terdapat makam sang istri bernama Hj Maryam dan dua anaknya yaitu Syekh Muhammad Ali dan Haji Abdul Latief.

makam Syekh Silau Laut di Asahan
Semasa hidupnya beliau adalah tokoh yang tidak hanya dihormati anggota jamaah Syattariah, namun para bangsawan Serdang maupun Asahan memberi perlakuan khusus terhadapnya.

Wujud dari perhatian para penguasa Asahan dan Serdang itu antara lain berupa pembuatan jalan menuju Kompleks Tareqat Syattariah pimpinan Syekh Silau Laut. Awalnya adalah jalan setapak yang dirintis oleh Sultan Asahan yang kemudian diperlebar dan diperkeras atas bantuan Sultan Serdang. Hingga saat ini, masih banyak orang yang dadatang berziarah ke makam beliau tersebut. Sosok beliau tetap dikenang dan dihormati sebagai tokoh yang sangat berjasa dalam menyebarkan Islam di tanah Melayu, khususnya di Kesultanan Asahan.

Para penziarah itu datang dari berbagai daerah, termasuk dari negara-negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, dan negara lainnya. Semoga Allah Swt memalah segala amal ibadah dan jasa beliau dengan pahala yang tak terhingga. Amin.

WOW PAWAI OBOR SILAU LAUT MENJADI SALAH SATU TRANDING TOPIK DI SUMUT

Silau Laut merupakan satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara, di Silau laut ini pula lahir sosok tokoh yang sedang digandrungi banyak kalangan yakni Ustadz Abdul Somad, Lc., MA. Ulama besar asal Silo Lama, Kecamatan Silau Laut ini pun sering mengunjungi kampung halamannya sembari berziarah ke maqam kakeknya yakni Tuan Syekh H. Abdurrahman Silau yang lebih dikenal dengan nama Syekh Silau. 


 Bukan hanya sosok ust. Abdul Somad, di Silau Laut juga lahir sosok seniman lukis modern yang telah banyak berkarya baik di nasional maupun internasional yakni Endra Kong. Beliau salah satu tokoh yang menjadi pelopor bergeraknya pemuda dan pemudi di Silau Laut untuk melaksanakan pawai obor memperingati Tahun Baru Islam yang ke 1440 H.


   Kegiatan ini merupakan kegiatan yang banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya, akan tetapi pawai obor yang di prakarsai oleh Sunardi, SE, Ahlun Nazar Alfaezi S. Kom., dan Rahmad Hidayat dan didukung oleh Tokoh Pemuda lainnya, masyarakat dan tokoh adat Silau laut menjadi salah satu trending topik di Sumatera Utara.

  Pasalnya acara ini diikuti oleh 1000 orang peserta yang antusias mulai dari kalangan masyarakat, pelajar, hingga anak anak nampak antusias dalam menyelenggarakan pawai obor menyambut Tahun Baru Islam ini. Hingga saat ini ada lebih kurang 5360 postingan yang menyertakan hastag KAMISILAULAUT. yang sampai saat ini masih menjadi salah satu trending topik di sumut. 

Rabu, 03 Oktober 2018

Endra Kong, Seniman Silau Laut kabuapten Asahan Pendiri Galeri & Museum Seni Pertama di Desa

Endra Kong, Seniman Silau Laut Asahan Pendiri Galeri & Museum Seni Pertama di Desa 

Warga Silo Lama, Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan boleh berbangga hati. Karena di Asahan ada seorang seniman muda berbakat bernama Endra Kong. Setelah sukses mengukir ketenaran lewat puluhan karya seni yang dia ciptakan, kini anak desa tersebut balik ke kampung halaman di desa Silo Lama dan mendirikan galeri dan museum seni pertama yang berdiri di desa se Indonesia.
Rumah Pinsil, begitu nama museum dan galeri seni yang ia ciptakan di Desa Silo Lama, Dusun I Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan. Pensil diambil dari singkatan pusat seni studi dan inspirasi Silau. Galeri dan museum ini diresmikan sejak, Sabtu (12/8) oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara Nurhajizah Marpaung.
Melalui galeri seni yang baru dia dirikan itu,  Endra seolah merangsang anak-anak di kampungnya untuk mengeluarkan bakat seni yang mereka miliki. Kemudian motivasi serupa ingin dia sampaikan untuk sesama seniman bahwa seniman sekalipun ternyata punya tanggungjawab sosial untuk memberikan  ruang seni seluas luasnya pada generasi berikutnya.

 


















“Saya harap anak-anak di desa berkembang dan tumbuh sesuai kodratnya. Tidak terpengaruh lingkungan. Mereka hidup dan hadir dengan segala kemurnian dari apa yang dia minum, dan makan. Ini  juga penghormatan diri untuk belas asih atas cita cita dari mimpi saya selama ini,” kata Endra.
Endra kemudian mulai menceritakan, sejak bakat alami itu dia sadari ketika berumur 5 tahun ia mulai memasuki dunia gambar. Dia hanya menggunakan pensil dan hanya menggabar di kulit pohon dan pada daun pisang. Terkadang diatas permukaan tanah kering sehabis hujan. Paling banyak digambar adalah objek pemandangan, manusia dan  hewan.
Kini  penggagas Galeri Seni dan Museum Rumah Pinsil pertama di desa, Endra Kong mengaku bangga dan mengatakan bahwa apa yang ia lakukan adalah bagian dari membangun karakter anak-anak dan anak muda agar menjadi insan yang kreatif serta bermental kuat.
“Kita mengajarkan anak-anak agar jangan jadi pengemis (meminta-minta). Silahkan berkarya dan mandiri. Jadi ini semua merupakan sumber inspirasi,” kata Endra.
Lebih dalam Endra juga mengungkap mengapa dia tertarik mendirikan galeri seni di desa yang semua orang tahu mendirikan galeri seni di desa tidak akan memungkinkan untuk menghasilkan uang apalagi untuk fokus dan konsisten menjalaninya.
Setidaknya ada berbagai karya seni yang ditampilkannya selain lukisan yang dia buat sendiri diantaranya sepakbola singkong, lukisa yang bahan materialnya dari gunung sinabung, patung batu alam, lukisan seni rupa multimemdia, danbeberapa lukisan karya seniman yang dia kagumi.
“Mendikan galeri seni di desa apalagi di kampung halaman saya sendiri adalah mimpi saya. Saya berharap kedepan banyak anak anak desa yang terasah insting seninya dan menempatkan karyanya di galeri ini, dengan seni pasti anak desa menjadi terarah pola hidup dan pikirnya” jelas Endra.
Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Nurhajizah Marpaung saat meresmikan galeri seni Endra, Sabtu (12/8)  mengapresiasi upaya yang dilakukan seniman Endra Kong melalui pendirian Rumah Pintar Silau (Pinsil) sebagi wujud pembinaan generasi muda dan pelestarian nilai seni budaya.
Nurhajizah menyampaikan agar pembinaan seni budaya harus terus dipertahankan karena sangat penting bagi identitas bangsa dan kekayaan daerah.
“Bagaimana kita bisa membina seni budaya yang ada. Begitu juga dengan sejarah kita, harus terus didengungkan agar generasi muda bisa memahami pentingnya menjaga nilai budaya ini,” ujar Wagub.
Kemudian, iapun berpesan agar hal positif semacam ini, termasuk pembinaan kepada generasi muda, bisa terus dijaga dan ditingkatkan. Yang paling memprihatinkan saat ini adalah masalah penyalahgunaan narkoba.  (Per/syaf/ma)

Biografi Pondok Pesantren Sirajul Musthafa Silau Laut

Biografi Pondok Pesantren Sirajul Musthafa Silau Laut Pondok pesantren sirajul musthafa silau laut terletak di Desa Silo lama Kecamatan ...